Kemenkes: Gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, terutama nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit demam berdarah dan Zika.

Cuaca panas menyebabkan air menjadi lebih hangat dan stagnan, kondisi yang sangat ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Selain itu, kelembaban udara yang tinggi juga mempercepat siklus hidup nyamuk, sehingga jumlah nyamuk yang berkeliaran pun semakin banyak.

Dengan meningkatnya jumlah nyamuk, risiko penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk pun semakin tinggi. Masyarakat perlu waspada terhadap gigitan nyamuk dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi risiko penularan penyakit.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk antara lain adalah dengan menggunakan kelambu saat tidur, mengenakan pakaian yang menutupi tubuh secara menyeluruh, menggunakan lotion anti nyamuk, dan membersihkan genangan air di sekitar rumah.

Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, seperti membersihkan bak mandi dan tempat penampungan air secara teratur, serta memperbaiki saluran air yang bocor. Dengan melakukan langkah-langkah preventif ini, diharapkan dapat mengurangi risiko penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk.

Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala penyakit yang diduga disebabkan oleh gigitan nyamuk, seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari gigitan nyamuk saat cuaca panas.